Kamis, 05 Desember 2013

Analgetik narkotik


Analgetik narkotik
Analgetik narkotik merupakan turunan opium yang berasal dari tumbuhan papafer somiferum atau dari senyawa sintetik.
Analgetik ini digunakan untuk meredakan nyeri sedang sampai hebat dan nyeri yang bersumber dari organ visera.
Penggunaan berulang dan tidak sesuai aturan dapat menimbulkan toleransi dan ketergantungan.
Toleransi ialah adanya penurunan efek, sehingga untuk mendapatkan efek seperti semula perlu peningkatan dosis.
Karna dapat menimbulkan ketergantungan, obat golongan ini di awasi secara ketat dan hanya untuk nyeri yang tidak dapat diredakan oleh AINS.
Nyeri minimal disebabkan oleh 2 hal, yaitu iritasi lokal (menstimuli saraf perifer) dan adanya persepsi nyeri oleh SSP.
Analgetik narkotik bekerja di SSP, memiliki daya penghalang nyeri yang hebat sekali. Dalam dosis besar dapat bersifat depresan umum (mengurangi kesadaran) mempunyai efek samping menimbulkan rasa nyaman (euforia).
Hampir semua perasaan tidak nyaman dapat di hilangkan oleh analgetik narkotik kecuali sensasi kulit.
Harus hati-hati menggunakan analgesik ini karena mempunyai resiko besar terhadap ketergantungan obat (adiksi) dan kecenderungan penyalahgunaan obat.
Obat ini hanya dibenarkan untuk penggunaan insidentil pada nyeri hebat (trauma hebat, patah tulang, nyeri infark jantung, kolik batuk empedu atau batu ginjal). Tanpa indikasi kuat tidak dibenarkan penggunaannya secara kronik, disamping untuk mengatasi nyeri hebat, penggunaan narkotik di indikasikan pada kanker stadium lanjut karena dapat meringankan penderitaan.
Fentanil dan alfentanil umumnya digunakan sebagai fremedikasi dalam pembedahan karena dapat memperkuat anastesi umum sehingga mengurangi timbulnya kesadaran selama anastesi.
Penggolongan analgetik narkotik :
·         Alkaloid alam.
Contoh : morfin dan kodein.
·         Derivat semi sintesis
Contoh : heroin
·         Derivate sintetik
Contoh : metadon, fentanil
·         Antagonis morfin
Contoh : nalorfin , nalokson, pentazocin

Indikasi, kontraindikasi dan efek samping dari penggolongan analgetik narkotik :
1.      Morfin
Indikasi analgesik : selama dan setelah pembedahan
Kontra indikasi : depresi, pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi.

2.      Codein
Indikasi analgesic : nyeri ringan sampai sedang
Kontra indikasi : depresi, pernafasan akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstifasi, ketergantungan atau adiksi, pada over dosis menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan kematian.

3.      Fentanil
Indikasi analgesic : nyeri kronik yang sukar di atasi pada kanker
Kontra indikasi : depresi, pernafasan akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstifasi, ketergantungan atau adiksi, pada over dosis menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan kematian.

4.      Petidin Hcl
indikasi analgesic : nyeri sedang sampai berat, nyeri pasca bedah.
Kontra indikasi : depresi, pernafasan akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi dengan ketergantungan.

5.      Tromadon Hcl
Indikasi analgesic : nyeri sedang sampai berat
Kontra indikasi : depresi, pernafasan akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstifasi, ketergantungan atau adiksi, pada over dosis menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan kematian.

6.      Nalorfin, nalokson
Antagonis morfin, bekerja meniadakan semua khasiat morfin dan bersifat analgesic khusus digunakan pada over dosis atau intoksikasi obat-obat analgetik narkotik.

4 komentar: