“Penggunaan
dan Mekanisme Kerja Metilxantin yang Terbentuk Secara Alami”
Pemberian
obat alergi untuk penderita alergi bukan jalan keluar utama yang terbaik.
Pemberian obat jangka panjang adalah bentuk kegagalan mengidentifikasi dan
menghindari penyebab. Metilxantin yang terbentuk secara alami adalah kafein,teofilin,
dan teobromin. Efek stimulant SSP dari metilxantin salah satunya dipengaruhi
oleh kemampuannya dalam menghambat enzim fosfodiesterase. Mekanisme kerja
ini mungkin tidak sesuai dengan dosis terapinya. Ada informasi yang menyatakan
bahwa hampir semua aksi stimulant SSP tersebut lebih bergantung pada
kemampuannya dalam mengantagonis adenosine pada reseptor A1danA2A.
Semua proses terhadap reseptor ini masih dipelajari. Subtipe reseptor dan sifat
farmakologis dari Adenosin telah dijelaskan.
Obat-obat turunan
metil xantin yang terbentuk secara alami :
1.TEOFILIN
Teofilin adalah bronkodilator yang digunakan untuk pasien asma dan
penyakit paru obstruktif yang kronik, namun tidak efektif untuk reaksi akut
pada penyakit paru obstruktif kronik. Teofilin merupakan salah satu obat utama
untuk pengobatan asma akut maupun kronik. Teofilin, juga dikenal sebagai
dimethylxanthine, adalah obat methylxanthine digunakan dalam terapi untuk
penyakit pernapasan seperti PPOK dan asma di bawah berbagai nama merek. Sebagai
anggota keluarga xanthine, kesamaan struktural dan farmakologis untuk kafein.
Secara alami ditemukan dalam teh, meskipun dalam jumlah 1 mg/L, secara
signifikan kurang dari dosis terapi. Hal ini ditemukan juga pada biji kakao. Jumlah
sebanyak 3,7 mg/g telah dilaporkan pada biji kakao Criollo
Teofilin memiliki beberapa fungsi obat
misalnya sebagai stimulan SSP, tetapi karakteristiknya sebagai stimulant
SSP lebih sering ditemukan sebagai efek yang buruk, dan efek tersebut cukup
fatal, efek samping ini terjadi pada terapi asma bronkial.
Efek SSP dari teofilin pada dosis rendah telah sedikit dipelajari. Pada
dosis tinggi, kemampuan teofilin untuk menimbulkan kejang lebih besar dibandingkan dengan kafein. Sebagain tambahan
karena menjadi stimulant kortikal, teofilin dan kafein juga termasuk stimulant
medular, dan keduanya sering digunakanFungsi teofilin dan karakteristiknya
dalam pengobatan asma bronkial dibicarakan pada bagian lain.
Permasalahan dari senyawa saat ini, misalnya kafein dan teofilin, yaitu
kurangnya selektifitas reseptor dan persebaran alami dari subtype reseptor .
Kafein dan teofilin memiliki sifat kimia yang berguna sebagai obat.
Keduanya adalah basa lemah Bronsted. pKa yang dilaporkan yaitu 0,8 dan 0,6
untuk kafein dan 0,7 untuk teofilin. Nilai ini menunjukkan kebasaan dari nitogen
imino pada posisi 9. Sebagai asam, kafein memiliki pKa di atas 14, dan teofilin
memiliki pKa 8,8. Pada teofilin, sebuah proton dapat diterima dari posisi 7
(ini menunjukkan bahwa teofilin dapat bekerja sebagai asam Bronsted). Sebagai
tambahan untuk asam Bronsted-nya pada posisi 7, teofilin memiliki bagian
elektrofilik pada posisi 1 dan 3. Pada bagian yang teruapkan, kedua senyawa ini
merupakan donor pasangan elektrin, tetapi hanya teofilin yang bekerja sebagai
donor proton pada banyak sistem obat.
Meskipun kedua senyawa ini cukup larut dalam air panas (misalnya kafein
1:6 pada suhu 80oC), namun keduanya sangat tidak larut dalam air pada suhu
kamar (kafein sekitar 1:40, teofilin sekitar 1:120). Oleh karena itu, sebuah
pencampuran atau kompleks dirancang untuk meningkatkan kelarutannya (misalnya
kafein sitrat, kafein dan Na benzoat, dan senyawa teofilin etilendiamin
[aminofilin]).

Teofilin
[(3,7-dihidro-1,3-di-metilpurin-2,6-(1H)-dion] atau 1,3-dimetilxantin adalah
bronkodilator yang digunakan untuk pasien asma dan penyakit paru obstruktif
yang kronik, namun tidak efektif untuk reaksi akut pada penyakit paru
obstruktif kronik.
Teeofilin
merupakan salah satu obat yang memiliki indeks terapi sempit yaitu 8-15 mg/L
darah. Potensi toksisitasnya telah diketahui berhubungan dengan kadar teofilin
utuhdalam darah yaitu >20 mg/L. Rasio ekstraksi hepatik teofilin termasuk
rendah,yakni 0,09, oleh karena itu, efek potensialnya ditentukan oleh
keefektifan sistemoksidasi sitokrom P450 di dalam hati. Mekanisme kerja teofillin
menghambatenzim nukleotida siklik fosfodiesterase (PDE). PDE mengkatalisis
pemecahanAMP siklik menjadi 5¶-AMP dan GMP siklik menjadi 5¶-GMP.
PenghambatanPDE menyebabkan penumpukan AMP siklik dan GMP siklik,
sehinggameningkatkan tranduksi sinyal melalui jalur ini. Teofilin merupakan
suatuantagonis kompetitif pada reseptor adenosin, kaitan khususnya dengan
asmaadalah pengamatan bahwa adenosin dapat menyebabkan bronkokonstriksi pada
penderita asma dan memperkuat mediator yang diinduksi secara imunologis darisel
Teofilin
merupakan serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit danmantap di udara.
Teofilin mengandung tidak kurang dari 98,5 % dan tidak lebihdari 101,5 % C7
H8N4O2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Kelarutan dari teofilin
yaitu : larut dalam lebih kurang 180 bagian air;lebih mudah larut dalam air
panas; larut dalam lebih kurang 120 bagian etanol(95%) p, mudah larut dalam
larutan alkali hidroksida dan dalam ammonia encer
Teofilin
merupakan obat alternatif pada asma persisten ringan dan obat adjunctive
pada asma persisten sedang dan berat. Perasaan subjektif dan efek samping dari
penggunaan teofilin dapat berupa sulit tidur, mual, muntah, palpitasi, hal ini
akan mempengaruhi penilaian terhadap gejala-gejala normal yang timbul selama
kehamilan. Penggunaan teofilin dosis tinggi dapat menyebabkan takikardi,
muntah, dan transplacental toxicity.
Mekanisme
Kerja
Bekerja
dengan menghalangi kerja enzim fosfodiesterase sehingga menghindari
perusakan cAMP dalam sel, antagonis adenosin, stimulasi pelepasan katekolamin
dari medula adrenal, mengurang; konsentrasi Ca bebas di otot polos, menghalangi
pembentukan prostaglandin, dan memperbaiki kontraktilitas diafragma.
Teofilin
dalam kadar rendah dapat memblokir reseptor adenosine A. Pada konsentrasi
terapi yang lebih tinggi akan terjadi penghambatan fosfodiesterase-kenaikan
kadar cAMP. Reaksi-reaksi yang dicetuskan oleh cAMP sebagai ‘second messenger´
mengakibatkan relaksasi otot-otot bronchial dan penghambatan pengeluaran
zat-zat mediator dari sel-sel mast dan granulosit.
Suatu
kombinasi dengan simpatomlmetik mengakibatkan obat ini sudah efektif bahkan
pada dosis yang sangta rendah sehingga suatu desensibilisasi dari reseptor
dapat dicegah.
Arteriol
dan pembuluh-pembuluh kapasitas akan mengalami dilatasi. Pada jantung, Teofilin
bekerja inotrop positif dan kronotrop positif-pemakaian oksigen bertambah.
Peningkatan volume sekuncup jantung dan dilatasi pembuluh ginjalmengakibatkan
kenaikan filtrasi glomerular.
Teofilin
dimetabolisme oleh hati. Pada pasien perokok atau gangguan fungsi hatidapat
menyebabkan perubahan kadar teofilin dalam darah. Kadar teofilin dalamdarah
dapat meningkat pada gagal jantung, sirosis, infeksi virus dan pasien lanjutusia.
Kadar teofilin dapat menurun pada perokok, pengkonsumsi alkohol, danobat-obatan
yang meningkatkan metabolisme di hati.
Efek utama
teofilin
- Relaksasi otot
polos bronkus
- Meningkatkan
kontraktilitas otot jantung dan efisiensi
- Sebagai
inotropik positif meningkatkan denyut jantung
- Chronotropic
positif meningkatkan tekanan darah
- Meningkatkan
aliran darah ginjal
- Anti-inflamasi
sistem pusat
- Efek
stimulasi saraf terutama pada pusat pernafasan meduler.
Penggunaan terapi utama teofilin
bertujuan untuk:
- penyakit
paru obstruktif kronik (PPOK)
- asma
- bayi
apnea
- Blok
tindakan adenosine
Teofilin
dalam kehamilan
Rekomendasi
yang dianjurkan terhadap dosis teofilin adalah konsentrasi teofilin pada serum
berkisar 5-12 ?g/mL selama kehamilan. Teofilin sangat mudah berinteraksi dengan
obat-obatan lain sehingga akan menurunkan clearance dan menyebabkan
terjadinya toksik. Sebagai contoh, simetidine dapat menaikkan kadar teofilin
serum sebesar 70% dan eritromicin sebesar 35%. Teofilin tidak dianjurkan
dipergunakan untuk mengatasi asma eksaserbasi akut selama kehamilan.
Kelebihan
utama dari teofilin adalah bahwa obat ini bekerja panjang, sekitar 10-12 jam.
Teofilin juga memiliki efek anti inflamasi yang bekerja dengan menginhibisi
produksi leukotrin dan menstimulasi produksi PGE2. Teofilin juga
dapat menambah potensiasi kortikosteroid inhalasi.
Delapan
penelitian dengan total 660 wanita hamil dengan asma yang mempergunakan
teofilin mengkonfirmasi bahwa dosis yang aman untuk kadar teofilin dalam serum
adalah 5-12 ?g/mL. Walaupun demikian penelitian-penelitian ini dihentikan
karena banyaknya efek samping yang timbul dan banyaknya timbul FEV1
di bawah 80% nilai prediksi.
Farmakokinetik
- Absorbsi
Preparat
cair diserap kurang lebih l/2 sampai 1 jam, tablet
yang tak berlapis 2 jam, dan preparat lepas lambat 4 sampai 6 jam.
- Metabolisme
Teofilin
dieliminasi dalam hati dan disekresi dalam urin. Terdapat variasi
individual dalam eliminasi teofilin. Harus diperhatikan umur dan gemuknya
seseorang.
Dosis
- Dosis
oral.
Oleh karena terdapat variasi antara setiap individu maka dosis harus
disesuaikan dengan melihat perbaikan klinis, efek samping, dan kadar
pemeliharaan dalam darah antara 10-20 μg/ml.
- Dosis
tergantung juga dari tiap merk teofilin. Secara umum dosis 200-400 mg tiap
12 jam. Anak 6-12 tahun : 125-200 mg tiap 12 jam Anak 2-12 tahun : 9mg/kg
setiap 12 jam (maksimal 200 mg)
- Dosis
permulaan yang umum antara 10-16 mg/kgBB/hari, bilamana dosis akan
ditingkatkan maka perlu monitor kadar teofilin dalam plasma. Untuk
preparat lepas lambat dosis seharinya lebih rendah dari preparat biasa
Bila tampak tanda intoksikasi maka dosis harus segera diturunkan.
- Dosis
intravena. Tujuan
utama pemberian teofilin intravena adalah untuk secara cepat mendapatkan
kadar dalam plasma antara 10-20 sel/ml. Bila pasien belum mendapat
teofilin sebelumnya, diberikan loading dose 6 mg/kgBB selama 20-30 menit
melaui infus, selanjutnya diteruskan dengan dosis pemeliharaan.
Preparat
teofilin
- Terdapat
beberapa jenis preparat teofilin, yaitu dalam bentuk sirop yang bekerja
cepat, tablet, kapsul, tablet lepas lambat, dan kombinasi teofilin dengan
obat lainnya.
- Dalam
memilih preparat yang akan dipakai, pertimbangkan hal seperti berikut.
Adanya alkohol dalam sirop dapat mengakibatkan efek samping bila dipakai
terus-menerus, jadi preparat ini sebaiknya hanya dipakai sebagai terapi
permulaan untuk mengatasi keadaan akut.
- Hindari
kombinasi teofilin dengan obat lain dalam satu preparat karena preparat
jenis ini sering terjadi efek samping. Preparat lepas lambat sangat
berguna untuk pengobatan asma kronik sebab dapat diberikan dosis dua kali
sehari sehingga meningkatkan kepatuhan pasien.
- Sediaan
: Tablet/kapsul 125 mg, 130 mg, 150 mg, 250 mg, 300 mg. Syrup 130 mg/15
ml, 150 mg/15 ml
Efek
samping
- Lebar
terapeutik kecil! Efek utama dan efek samping ada korelasilangsung dengan
kadar plasma!
- Reaksi-reaksi
kardiovaskular (takikardi, takiaritma, hipotensi)
- Gangguan
gastrointestinal (mual, muntah), gangguan saraf pusat (gelisah,gangguan
tidur)
- Efek
yang tak diinginkan Reaksi yang merugikan mulai timbul bila dosis
teofilin dalam darah telah melebihi 15 μg/ml. Efek samping yang sering
terjadi adalah muntah dan gangguan saraf pusat.
- Interaksi
dengan berbagai obat, terutama cimetidine dan fenitoin, dan indeks
terapeutik yang sempit, jadi, seperti dalam kasus dengan banyak obat asma
lain, penggunaannya harus dipantau untuk menghindari toksisitas. Hal ini
juga dapat menyebabkan mual, diare, peningkatan denyut jantung, aritmia,
dan eksitasi SSP (sakit kepala, insomnia, iritabilitas, pusing dan kepala
ringan)
- Kejang
juga bisa terjadi pada kasus yang parah toksisitas dan dianggap keadaan
darurat neurologis
- Toksisitas
logam meningkat dengan eritromisin, simetidin, dan fluoroquinolones seperti
ciprofloxacin. Hal ini dapat mencapai tingkat beracun jika dikonsumsi
dengan makanan berlemak, suatu efek yang disebut dosis pembuangan
Kontraindikasi
- Infark
baru
- Epilepsi
Interaksi
- Simpatomimetik
penguatan efek Linkomisin dan Isoprenalin-penundaan metabolism
- Blok
reseptor bronkodilatasi tidak terjadi
2. TEOBROMIN
Teobromin
memiliki aktivitas SSP yang sangat kecil (mungkin karena kurangnya sifat
fisikokimia untuk pendistribusian ke SSP).

TABLE
15-1 Alkaloid Xantin
Senyawa
|
R
|
R’
|
R”
|
Sumber
|
||||||
Kafein
|
CH3
|
CH3
|
CH3
|
Kopi, Teh
|
||||||
Teofilin
|
CH3
|
CH3
|
H
|
Teh
|
||||||
Teobromin
|
H
|
CH3
|
CH3
|
Kokoa
|
||||||
TABEL 15-2 Potensi Farmakologis
Relatif Senyawa Xantin
|
||||||||||
Xantin
|
Stimulasi SSP
|
Stimulasi Sal. Napas
|
Diuretik
|
Dilatasi Koroner
|
Stimulasi jantung
|
Stimulasi Otot
|
||||
Kafein
|
1*
|
1
|
3
|
3
|
3
|
1
|
||||
Teofilin
|
2
|
2
|
1
|
1
|
1
|
2
|
||||
Teobromin
|
3
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
||||
3. KAFEIN
Kafein
adalah stimulan SSP yang digunakan secara luas.

Penggunaan :
Kafein
sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan minuman kopi, teh, dan
kola. Dalam beberapa hal, dosis antara 85-250 mg kafein dapat bekerja sebagai
stimulant kortikal dan meningkatkan kejernihan berpikir serta penjagaan diri,
konsentrasi dalam menghadapi permasalahan, dan mengurangi fatigue. Dengan
meningkatnya dosis, efek samping berupa stimulasi yang berlebihan (misalnya
tidak dapat beristirahat, cemas, grogi, dan mudah kejang) menjadi semakin
terlihat. (Efek-efek tersebut dapat terjadi pada tingkat dosis yang lebih
rendah.) Dengan semakin tingginya peningkatan dosis, konvulsi dapat terjadi.
Pembahasan dari kerja kafein terhadap otak pada referensi khusus dapat membantu
dalam penyebarannya.
. Kafein dapat digunakan dalam
pengobatan keracunan obat depresan SSP, meskipun bukan menjadi obat pilihan.
Kafein
juga dilaporkan memiliki efek bronkodilator terhadap asma. Karena efek
vasokonstriksi sentralnya, kafein memiliki fungsi dalam mengobati migraine dan
sakit kepala serta memiliki sifat analgesik pada penggunaan selanjutnya.
Mekanisme Kerja :
Kafein
tidak dapat mendonorkan sebuah proton dari posisi 7 dan tidak bekerja sebagai
asam Bronsted pada pHdi bawah 14. Kafein memiliki bagian elektrofilik pada
posisi 1,3, dan 7.
Kafein di
darah tidak terikat cukup kuat oleh protein plasma dibanding Teofilin yang
berikatan dengan protein plasma sekitar 50% .Hal ini dapat disebabkan oleh
adanya perbedaan subtituen pada atom C posisi 7. Atom C pada posisi 1 dan 3
teofilin bersifat elektrofilik. Dalam bentuk terkondensasi, keduanya berperan
sebagai pasangan donor-elektron, tetapi hanyaTeofilin yang berperan sebagai
donor proton.
Kafein
bersifat lebih lipofilik dibanding Teofilin sehingga dapat mencapai konsentrasi
yang lebih tinggi pada otak. Waktu paruh Kafein berkisar antara 5 hingga 8 jam
sedangkan Teofilin sekitar 3,5 jam. Sekitar 1% baik Kafein maupun Teofilin
diekskresi dalam bentuk utuh. Metabolisme utama terjadi di hati. Hasil
metabolit utama dari Kafein yaitu asam 1-metil urat sedangkan dari Theofilin
yaitu asam 1,3-dimetil urat. Tidak ada satu pun komponen tersebut yang
dimetabolisme menjadi asamurat, dan mereka tidak dikontraindikasikan untuk
penderita gout.
DAFTAR PUSTAKA
- Goodman
& Gilman, Manual of Pharmacology and Therapeutics, USA: TheMcGraw-Hill
Companies. 20083.
- Shargel
Leon, Yu ; A pplied biopharmaceutics & pharmacokinetics; USA:The
McGraw-Hill Companies; 2008
- http://anakfarmas.blogspot.com/2013/12/penggunaan-dan-mekanisme-keja-obat-obat.html